Tampilkan postingan dengan label Pendahuluan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendahuluan. Tampilkan semua postingan

BAB 1 Harga Diri Rendah

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
 Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan ternyata meninggalkan kisah-kisah yang menyedihkan dan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa .Gejala gangguan kesehatan mental mencakup mulai dari gangguan kecemasan, depresi, mania, hingga gangguan jiwa berat seperti schizoprenia hingga pada tindakan bunuh diri, semakin mewabah ditengah masyarakat.
 Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau yang penting secara klinis yag terjadi pada seseorang dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas. Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa juga dapat dipandang dalam 3 kategori, diantaranya  faktor individual faktor interpersonal dan faktor sosial dan budaya, salah satu gangguan tersebut adalah gangguan konsep diri harga diri rendah.
 Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan,dan keyakinan yang membuat orang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ideal diri (Struat and Laraia:1998)
 Apabila gangguan konsep diri tidak diatasi secara tuntas maka akan mengakibatkan berbagai gangguan jiwa seperti gangguan berhubungan sosial dimana klien mendominasi kehidupannya dengan kegiatan, seperti duduk melamun, menyendiri sehigga apabila dalam jangka waktu lama klien dibiarkan tanpa diberikan pengobatan dan perawatan sehingga menimbulkan perubahan kondisi persepai sensori: halusinasi, resiko perilaku kekerasan, dan akhirnya beresiko untuk melukai diri sendiri dan orang lain. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut, dibutuhkan peran perawat sebagai pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri: Harga diri rendah dengan memperluas kesadaran diri klien, mengeksplorasi diri, mengevaluasi diri, membuat perancanaan realistik serta memberikan tanggung jawab dalam bertindak.
 Maka dibutuhkan peran perawat dalam memberikan pelayanan  yang komperhensif dengan cara membina hubugan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien, menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih kegiatan yang akan dipilih sesuai dengan kemampuan pasien, melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih, memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan harian.
  Dari data  yang didapatkan kelompok  tentang karakteristik klien dengan masalah keperawatan jiwa di ruang Yudistira RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada 3 bulan terakhir terhitung dari Desember 2012 sampai Februari 2013.
Masalah
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013
Halusinasi
93.4 %
72.7 %
83.3 %
Isolasi sosial
51.3 %
51.5 %
45 %
Defisit perawatan diri
60.4 %
51.5 %
43.3 %
Harga diri rendah
53.5 %
33.3 %
31.6 %
Resiko perilaku kekerasan
50.5 %
33.3 %
55 %

  Walaupun prevalensi klien yang dirawat dengan harga diri rendah cukup rendah tetapi dampak yang ditimbulkan sangat tinggi maka penulis tertarik untuk membahas masalah pada  ” Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Harga Diri Rendah di Ruang Yudistira RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor”.

B.     Tujuan Penulisan
1.   Tujuan umum
 Adapun tujuan umum penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa mampu memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah  dengan berbagai aspek biologis, psikososial, dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam bentuk karya tulis.

2. Tujuan khusus.
 Agar mahasiswa mampu :
a.    Melakukan pengkajian pada klien dengan  Harga Diri Rendah
b.    Merumuskan masalah keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah
c.    Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah
d.   Merencanakan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah 
e.    Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah 
f.     Melakukan evaluasi pada klien dengan Harga Diri Rendah 
g.    Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan Harga Diri Rendah 

C.  Ruang Lingkup.
 Adapun Ruang lingkup penulisan ini kelompok hanya membahas pada  ”Asuhan Keperawatan pada Tn. J  dengan Harga Diri Rendah  di ruang Yudistira RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor ” yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari – 04 Maret 2013.

D.    Metode Penulisan.
 Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan secermat mungkin mengenai keadaan klien serta konsep dengan masalah Isolasi sosial melalui pengkajian kasus :
1.    Wawancara
Mengajukan pertanyaan dan menggali pertanyaan yang dipakai untuk mendapatkan data yang diperlukan klien.
2.    Observasi
Metode yang digunakan dengan cara melihat dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap klien.
3.    Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara mempelajari klien yang ada di ruangan, baik catatan keperawatan maupun catatan medis.
4. Studi Dokumentasi
Didapatkan dengan mencari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus ini.

E.     Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan makalah ilmiah adalah sebagai berikut :
BAB I       :  Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II      :  Tinjauan teoritis yang meliputi pengertian, psikodimika (etiologi dan komplikasi), rentang respon, tanda dan gejala mekanisme koping, pohon masalah, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan
BAB III    :  Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BAB IV    :  Pembahasan yaitu kesenjangan antara teori dan kasus, faktor penghambat, faktor pendukung, pemecahan masalah yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

BAB V      :  Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan Saran.

BAB 1 Curiga


BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Perilaku curiga merupakan gangguan berhubungan dengan orang lain dan lingkungan yang ditandai denganperasaan tidak percaya dan ragu-ragu. Perilaku tersebut tampak jelas saat individu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan .
         Apabila masalah curiga tidak diatasi, maka akan menimbulkan maslah-masalah lain seperti : menarik diri, kurang minat dalam kebersihan diri yang dapat menyebabkan penampilan diri kurang adekuat. Dapat juga menyebabkan pengungkapan marah yang tidak konstruktif, sehingga dapat melukai diri sendiri dan orang lain. Kelompok juga sulit menemukan literatur yang membahas tentang perilaku curiga.
            Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta (RSJPJ) sebagai lahan praktek, diperoleh data bahwa 75 % klien yang rawat ulang. Masalah asuhan keperawatan yang ditemukan adalah menarik diri, curiga, halusinasi dan ketidak mampuan merawat diri. Dari masalah-masalah yang ada, ditemukan 4 kasus dari 12 yang ada ( 30%) klien dengan masalah curiga.
           Berdasarkan   fenomena tersebut, kelompok tertarik untuk mempelajari lebih lanjut dan menyajikan dalam bentuk seminar dengan topik ”Asuhan Keperawatan Klien dengan Perilaku Curiga”.

B. TUJUAN
Tujuan kelompok V mengambil kasus Nn. G dengan masalah utama curiga adalah :
1.      Mempelajari kasus curigai disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah diterima.
2. Memberikan asuhan keperawatan pada klien curiga dengan pendekatan proses keperawatan.
3.      Mendesiminasikan asuhan keperawatan klien curiga.

C. PROSES PENULISAN MAKALAH.
   Dalam menuliskan laporan kasus ini, kelompok mahasiswa mendiskusikan kasus-kasus diruang Melati, memutuskan untuk mengambil salah satu kasus untuk seminar yaitu curiga, kemudian kelompok melakukan studi literatur  yang terkait dengan kasus, selanjutnya melakukan asuhan keperawatan pada klien yang dimaksud. Asuhan keperawatan dilakukan mulai minggu ke tiga (17 April 1997) sampai dengan minggu ke tujuh (16 Mei 1997). Akhirnya disusun secara tertulis dalam bentuk makalah untuk diseminarkan.

 

 

Bab 1 Kehilangan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian.  Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita kehilangan/berduka di dunia pada 2001 adalah 450 juta jiwa. Dengan mengacu data tersebut, kini jumlah itu diperkirakan sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 50 juta atau 22 persennya (Hawari, 2009).
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan/berduka .
2.      Tujuan Umum
a.       Agar mahasiswa mapu mengetahui pengertian dari kehilangan/berduka
b.      Agar mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kehilangan/berduka
c.       Agar mahasiswa mampu mengetahui proses kehilangan/berduka
d.  Agar mahasiswa mampu mengetahui contoh stressor dan bentuk kehilangan di Indonesia
e.    Agar mahasiswa mampu mengetahui perspektif agama terhadap kehilangan/berduka
f.     Agar mahasiswa mampu mengetahui tipe kehilangan/berduka
g.      Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis kehilangan/berduka
h.      Agar mahasiswa mampu mengetahui fase – fase kehilangan/berduka
i.    Agar mahasiswa mampu melakuak pengkajian pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
j.  Agar mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
k. Agar mahasiswa mampu melakukan rencana keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
l.  Agar mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan kehilangan/berduka
m. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan kehilangan/berduka

C.    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.  Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa praktikan dalam penatalaksanaan kehilangan/berduka
2.      Sebagai bahan masukan bagi lahan praktek untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya penatalaksanaan kehilangan/berduka
3.      Sebagai sumber reperensi untuk kemajuan perkembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan jiwa.