Bab 1 Kehilangan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang universal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.
Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.
Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian.  Pemahaman dan persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita kehilangan/berduka di dunia pada 2001 adalah 450 juta jiwa. Dengan mengacu data tersebut, kini jumlah itu diperkirakan sudah meningkat. Diperkirakan dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 50 juta atau 22 persennya (Hawari, 2009).
Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan/berduka .
2.      Tujuan Umum
a.       Agar mahasiswa mapu mengetahui pengertian dari kehilangan/berduka
b.      Agar mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari kehilangan/berduka
c.       Agar mahasiswa mampu mengetahui proses kehilangan/berduka
d.  Agar mahasiswa mampu mengetahui contoh stressor dan bentuk kehilangan di Indonesia
e.    Agar mahasiswa mampu mengetahui perspektif agama terhadap kehilangan/berduka
f.     Agar mahasiswa mampu mengetahui tipe kehilangan/berduka
g.      Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis kehilangan/berduka
h.      Agar mahasiswa mampu mengetahui fase – fase kehilangan/berduka
i.    Agar mahasiswa mampu melakuak pengkajian pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
j.  Agar mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
k. Agar mahasiswa mampu melakukan rencana keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa kehilangan/berduka
l.  Agar mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan kehilangan/berduka
m. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan kehilangan/berduka

C.    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1.  Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa praktikan dalam penatalaksanaan kehilangan/berduka
2.      Sebagai bahan masukan bagi lahan praktek untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya penatalaksanaan kehilangan/berduka
3.      Sebagai sumber reperensi untuk kemajuan perkembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan jiwa.