MODUL PENTINGNYA PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DALAM MENDUKUNG KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB)
Tafan Juristian Putra A.Md.Kep
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang sudah ada sejak seratus tahun yang lalu dan menurut data WHO pada tahun 2016 negara INDONESIA menduduki peringkat ke2 dari seluruh dunia dan penyebab kematian no 4 setelah penyakit kardiovaskular yang melibatkan fungsi sistem jantung dan pembuluh darah, saat ini juga pemerintah lagi gencar – gencarnya menurunkan angka kasus terduga TB atau temuan kasus TB dalam program pemerintah Indonesia “ZERO TB tahun 2030 “ dalam undang – undang yang disebutkan dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 565/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberculosis Tahun 2011 – 2014.
Begitu banyaknya upaya dan strategi yang dibuat oleh pemerintah dan dijalankan oleh instansi terkait akan menjadi sia – sia jika tidak ada dukungan dari masyarakat terutama keluarga penderita TB itu sendiri. Karena berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan selama 1 tahun lebih di lapangan dengan naungan LSM PKBI dan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dimana yang kita ketahui TB ini dapat disembuhkan dengan pengobatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse chemotheraphy) dan dapat dicegah dengan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) jika tidak diobati dan disembuhkan maka bakteri TB tersebut akan menjadi lebih kebal sehingga yang awal nya TB Regular menjadi TB MDR (Multi Drug Resistance) dan jika tidak diobati juga akan menjadi TB XDR (Extensively Drug-Resistant).
Biasanya kami menyebut kasus orang – orang yang berhenti menelan obat dengan sebutan pasien mangkir dan pasien mangkir ini ada beberapa factor penyebabnya yaitu tidak kuatnya menahan efek samping obat, tidak kuatnya menunggu terlalu lama pengobatan yang diberikan dan masih banyak lagi alasan alasan yang sering diungkapkan oleh pasien mangkir tersebut, tetapi yang saya nilai dari semua alasan yang diberikan pasien mangkir tersebut mereka butuh yang namanya perhatian lebih dari keluarga dan orang disekitarnya, oleh sebab itulah menurut saya peran PMO sangat dibutuhkan dalam proses pengobatan dan kesembuhan pasien hingga tuntas.
B. PENGERTIAN
PMO atau Pengawas Menelan Obat adalah seseorang yang dekat dengan pasien Tuberkulosis dan secara sukarela mau terlibat dalam pengobatan TB hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan atau dokter.
C. TUGAS
PMO memiliki 5 tugas penting yaitu :
1. Mendampingi
Mengajak orang yang diduga atau memiliki gejala TB untuk memeriksakan kesehatannya di Unit Pelayanan Kesehatan terdekat
2. Memastikan
Ketika pasien TB menelan obatnya pastikan obatnya diminum secara teratur tiap harinya hingga dinyatakan sembuh
3. Memantau
Memastikan obat yang diminum ditelan semua sesuai dosis dari dokter dan memastikan jika ada efek samping segera dilaporkan kepada dinas kesehatan atau dokter yang menanganinya
4. Menganjurkan
Mengajak pasien TB untuk melakukan pemeriksaan dahak ulang secara rutin sesuai saran dari petugas kesehatannya dan dokter yang menanganinya
5. Menyuluh
Memberikan edukasi kepada pasien TB agar memahami dan dapat menerima penyakit yang sedang dialaminya
D. KRITERIA PMO
Adapun yang menjadi PMO juga tidak boleh sembarangan dipilih karena PMO merupakan salah satu kunci kesembuhan pasien TB, adapun criteria yang diharapkan adalah :
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Bisa baca tulis
3. Tinggal dekat dengan pasien
4. Dihormati dan disegani oleh pasien
5. Bersedia mendampingi pasien dalam pengobatan di UPK (unit pelayanan kesehatan)
6. Bersedia menerima penyuluhan dari petugas atau kader dalam pengobatan pasien TB
E. TEKNIK KOMUNIKASI
Menjadi seorang PMO juga wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi karena ada pepatah yang mengatakan “Mulutmu Harimaumu” yang artinya segala perkataan yang diucapkan apabila tidak dipikirkan dahulu dapat merugikan diri sendiri, pepatah ini sangat cocok sekali digunakan dalam kondisi saat sedang menghadapi pasien TB ini karena pasien TB ini perasaannya sangat sensitif dan kebanyakan pasien akan merasa dirinya rendah, merasa dirinya sudah tidak bernilai, merasa dirinya tidak berguna dan bahkan ada yang menganggap kehidupannya sudah tidak bearti lagi oleh karena itu komunikasi yang baik sangat dibutuhkan ibarat kata dalam pepatah “Lidah Tak Bertulang” yang artinya mudah saja mengatakan (menjanjikan) sesuatu tapi berat untuk dilaksanakan, nah jika kita memahami makna dari komunikasi itu sendiri hal ini bukanlah sebuah masalah jika kita mengetahui beberapa hal tentang komunikasi yaitu :
1. Prinsip komunikasi
Pada prinsipnya komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain agar bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan
2. Syarat komunikasi
a. Perhatikan tipe lawan bicara anda apakah dia tipe audio (mendengarkan), visual (membayangkan), kinestetik (gerakan).
b. Perhatikan tingkat pendidikan, umur, minat, dan budaya khas yang ada pada lawan bicara
c. Pengirim pesan harus seeorang yang dipercaya oleh penerima pesan atau memiliki kecakapan dalam penyampaian pesan (informasi)
d. Pesan yang diberikan harus jelas, focus pada masalah dan menarik (mudah diingat)
e. Pesan harus bermanfaat bagi lawan bicara
f. Pesan harus menggunakan bahasa sehari hari (sederhana)
g. Pesan yang disampaikan berulang ulang atau ters menerus agar diingat selalu
h. Gunakan media atau alat bantu yang digunakan harus sesuai dengan keadaan umum penerima pesan
i. Suasana yang nyaman dan menyenangkan sangat mendukung dalam penyampaian pesan
3. Gaya Komunikasi
Perhatikan gaya komunikasi yang diberikan dan usahakan seminimal mungkin hindari gaya komunikasi yang menghambat seperti memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap, mengancam, mengkritik, menyindir, menganalisa, memarahi.
4. Tips komunikasi
a. Menghadapkan seluruh tubuh kepada lawan bicara
b. Menatap mata / kontak mata dengan lawan bicara
c. Mencoba mengerti bahasa tubuh
d. Menunjukan bahwa kita memahami perasaan lawan bicara
e. Mendengar aktif
DAFTAR PUSTAKA
PR’Aisyiyah, Bahan Pelatihan Pengawas Menelan Obat (PMO). Jakarta, 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010 – 2014. Jakarta, 201